Thursday, July 01, 2010

Terjebak antara ular dan Macan

Ada sebuah cerita kuno Buddhis,yang seperti cewrita sebelumnya, menggambarkan bagaimana kira2 respon kita dalam menghadapi krisis antara hidup dan mati.

Seorang lelaki berlari tunggang langgang dikejar oleh seekor macan di hutan.Macan itu sedang lapar;lelaki itu dalam kesulitan.

Ketika macan hampir saja berhasil menerkamnya,orang itu melihat sebuah sumur di pinggir jalan.Dlama keputus-asa-an nya,tanpa pikir panjang ia melompat ke dalam sumur itu.Segera saja dia sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan fatal.Sumur itu kering,dan di dasar nya,dia melihat segulung besar ular hitam.

Secara naluriah dia menggapaikan lengannya untuk meraih tepi sumur, dan tangannya menemukan sebuah akar pohon yang mampu menahan laju kejatuhannya.Ketika dia telah merasa cukup tenang,dia melihat si ular hitam menjulurkan tubuhnya setinggi mungkin untuk mencoba menyerang kakinyaq,tetapi kakinya sejengkal lebih tinggi.Dia lalu mendongakkan kepalanya dan melihat si amcan mencondongkan tubuhnya di bibir sumur untuk mencoba mencakarnya dari atas;tetapi tanganya sejengkal lebih jauh dari cakar si macan.Selama dia merenungkan keadaanya yang mengenaskan itu,dia melihat dua ekor tikus,yang satu hitam,dan yang satu putih,muncul dari sebuah lubang kecil dan m ulai mengerat akar pohon yang di pegangnya.

Selama si macan mencoba mencakarnya, kaki belakang nya berpijak pada sebuah pohon kecil di tepi sumur yang menyebabkan pohon itu bergoyang-goyang.Pada salah satu dahan pohon yang menjuntai dari atas sumur,terdapat sebuah sarang lebah,madu pun mulai menetes jatuh ke dalam sumur.Melihat tetesen madu,lelaki itu menjulurkan lidah nya untuk menangkap tetesan madu tersebut.

"Mmmm! Sedap sekali,"dia berkata kepada dirinya sendiri dan tersenyum.

Kisah itu,sebagaimana diceritakan secara tradisi,berakhir sampai di situ saja.Itulah sebabnya kisah itu menjdai kisah sejati bagi kehidupan.Karena kehidupan,sebagaimana sinetron televisi yang bertele2tele,tidak punya akhir yang rapi.Kehidupan ini selamanya dalam proses penuntasan.

Lebih lanjut,sering dalma kehidupan ini kita bagaikaan terjebak diantara macan lapar dan ular
hitam,di antara kematian dan sesuatu yang lebih buruk,dengan siang dan mala(kedua tikus)
mengunyah-ngunyah seutas tali kehidupan tempat kita bergantung.
Bahkan dalam situasi yang menakutkan itu,selalu ada saja madu yang menetes entah dari mana.Jika kita bijaksana,kita akan menjulurkan lidah untuk menikmati tetes2 madu tersebut.
Mengapa tidak?Ketika tak ada yang perlu dilakukan,ya jangan ngapa-ngapain,nikmati saja tetes2 madu kehidupan.


Akhir yang sebenarnya..Inilah yang terjadi.

Tatkala lelaki itu tengah menikamti tetesan madu,tikus-tikus ituterus mengerat akar pohon sehingga menjadi makin tipis .Si ular hitam pun terus menjulur-julurkan tubuhnya makin dekat dengan kaki si lelaki; sementara si macan terus mencondongkan tubuhnya lebih dalam lagi sehingga cakarnya nyaris menjangkau tangan si lelaki.Lalu si macan dengan penuh semnagat mencondongkan kembali tubuhnya lebih dalam lagi,tiba2 ia terjatuh ke dalam sumur,meluncur melewati si lelaki dan menimpa si ular smpai mati;macan itu pun sekarat di dasar sumur.


Tidak ada yang tahu pasti tentang masa depan.Jika tak perlu ngpa2in ya tak usah.Nikmati saja madu2 kehidupan,mengapa harus melewatinya walaupun di momen2 pelik sekalipun?:]

dikutip dari buku"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya-Ajahn Brahm"